BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha
sadar yang dilakukan oleh manusia, dengan
tujuan untuk mengembangkan kemampuan dan meningkatkan kualitas
manusia.Kaitannya dengan pembelajaran Seni Budaya, kususnya Seni Rupa, idealnya
di setiap Sekolah harus lengkap segala fasilitas yang dibutuhkan atau
setidaknya sama dengan mata pelajaran lain, yang diajarkan pada satuan
pendidikan.sehingga siswapun akan memandang sama, atau akan memperlakukan sama,
antara pelajaran Seni Budaya dengan mata pelajaran lainnya.
Fakta yang ada
dilapangan saat ini, minat siswa untuk belajar Seni Budaya, kususnya Seni Rupa,
menurut pengamatan penulis, saat ini masih sangat kurang. Hal ini dibuktikan
disetiap pemberian tugas pada mata pelajaran Seni Budaya kusunya Seni Rupa,
siswa selalu ada masalah, yang menjadi alasan klasik adalah lupa membawa
peralatan menggambar.Kemudian disetiap pengumpulan tugas, selalu ada siswa yang
tidak bisa mengumpulkan tugasnya tepat waktu.
Rendahnya kualitas pembelajaran disuatu Sekolah, tegantung pada kemampuan
guru dalam mengolah kegiatan pembelajaran dikelas.Kemampuan dan kemauan dari
guru untuk dapat berinovasi dan menyelipkan hal hal yang menarik dalam proses
pembelajaran, akan membangkitkan Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
tersebut, yang dampak nantinya juga akan tercapai tujuan dari pembelajaran yang
diharapkan.
Demikian juga yang dialami oleh SMP Negeri 1 Moyo Hulu.Motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran
Seni Budaya, kususnya Seni Rupa masih sangat kurang. Yang penyebabnya adalah:
1.
Kurang tepatnya metode yang digunakan oleh guru.
2.
Guru Kurang dapat Memberi motivasi pada siswa,
3.
Kepedulian orang tua dalam mendorong anaknya untuk
giat belajar
4.
Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti
pelajaran.
Oleh karena itu, penulis sebagai guru mata pelajaran Seni Budaya,
Kususnya Seni Rupa, mencoba menerapkan setrategi dan metode pembelajaran yang
sesuai dengan karakeristik pada mata pelajaran Seni Budaya kusunya Seni Rupa,
yaitu penerapan
Metode Modifikasi Model yang cocok untuk melaksanakan proses
pembelajaran melukis bagi pemula. Dengan penerapan metode Modifikasi ini
penulis berasumsi akan terdapat perubahan sikap dan perilaku anak dalam
meningkatkan kemauan untuk mengikuti pembelajaran Seni Budaya, kususnya Seni Rupa.
Untuk itu penulis berusaha melakukan penelitian terhadap siswa kelas IX/A
pada SMP Negeri 1 Moyo Hulu dengan asumsi, karena pada kelas tersebut kemampuan
siswanya agak berbeda dengan dua kelas lainnya, kemudian tingkat kenakalan
siswa cukup tinggi, dan motivasi belajarnya juga kurang sesuai dengan harapan.
Dan pada kelas ini siswanya mempunyai karakteristik yang agak unik, sehingga
menarik penulis untuk dapat mengetahui lebih jauh tentang sejauh mana kemampuan
siswa pada kelas tersebut, dan membuat penasaran untuk penerapan metode
tertentu guna untuk mengangkat prestasi siswa di kelas tersebu.
Sehubungan
dengan hal tersebut, maka penulis melakukan Penelitian Tindakan Kelas, dengan
judul “Meningkatkan Hasil Belajar siswa
dalam Melukis Dasar Dengan penerapan metode Modifikasi Model dan Pemberian
Motivasi yang Intens, Pada Siswa Kelas IX/A, Di SMP Negeri 1 Moyo Hulu, Sumbawa Tahun
Pelajaran 2011 / 2012 “
B.
Identifikasi
Masalah
Berdasar dari Latar Belakang Masalah tersebut diatas, maka permasalahan
dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1.
Kurang tepatnya metode mengajar yang digunakan
oleh guru.
2.
Guru kurang dapat Memberi motivasi pada siswa,untuk
dapat lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
3.
Rendahnya tingkat kesadaran orang tua dalam
mendorong anaknya untuk belajar.
4.
Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
C. Rumusan Masalah
Dari hasil Identifikasi Masalah tersebut diatas, maka permasalahan dalam
Penelitian ini, dapat dirumuskan sebagai berikut :
“Bagaimana upaya
guru dalam Meningkatkan hasil belajar siswa dalam melukis Dasar dengan
penerapan metode Modifikasi Model,dan pemberian Motivasi yang Intens Pada siswa
Kelas IX/A, di SMP Negeri 1 Moyo Hulu, Pada tahun pelajaran 2011 / 2012”
D. Tujuan Penelitian.
Tujuan dilakukan
penelitian ini adalah untuk mengetahuai hal hal
yang menyangkut adanya perubahan perilaku guru dan siswa hal hal
tersebut adalah:
Adanya
peningkatan hasil belajar siswa dalam melukis dasar, dengan penerapan metode
Modifikasi Model,dan pemberian Motivasi yang Intens, pada siswa kelas IX/A, di
SMP Negeri 1 Moyo Hulu Tahun Pelajaran 2011 / 2012
E. Manfaat Penlitian.
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagi guru
Untuk meningkatkan prestasi kerja dan sebagi umpan balik
untuk dapat introspeksi diri, dalam mengembangkan dan meningkatkan pembelajaran
Seni Budaya, Serta sebagai bahan referensi dalam peningkatan kualitas guru
untuk mengembangkan diri dalam hal penulisan karya ilmiah.
2.
Bagi Siswa
Sebagai sarana dalam peningkatan kemauan, kemampuan dan
kreatifitas, serta peningkatan prestasi belajar mata pelajaran seni budaya.
3.
Bagi Sekolah
Sebagai masukan dalam pengembangan pembelajaran mata
pelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 1 Moyo Hulu pada masa yang akan datang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Hasil
Belajar Siswa
Pengertian Belajar
adalah suatu proses, sedangkan hasil belajar adalah hasil dari proses
tersebut.Dalam era yang serba canggih ini belajar merupakan kewajiban bagi
setiap orang baik itu anak anak, remaja maupun orang dewasa, dalam dunia
pendidikan dikenal dengan istilah Long Live Education. Yang maksudya adalah
pendidikan dilakukan seumur hidup.Menurut Logan,dkk(dalam Sujana,1988) belajar
dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai
hasil pengalaman dan latihan.Senada dengan hal tersebut, Winkel,(1997:231)
berpendapat bahwa ,belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai suatu
aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan perubahan perubahan dalam pengetahuan, dan nilai
sikap.Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.Sujana(1988)
berpendapat bahwa: belajar merupakan suatu proses perubahan dari belum mampu
menjadi mampu dan terjadi dalam waktu tertentu.
Belajar dikatakan
berhasil jika terjadi perubahan tingkah laku.namun tidak semua perubahan
perilaku dapat dikatakan hasil belajar.Karena perubahan tingkah laku akibat
dari belajar mempunyai ciri ciri yang khas. Sujana ( 2005:198)antara lain:
a. Perubahan Intensional
Perubahan dalam proses belajar adalah karena pengalaman atau praktek yang
dilakukan secara sengaja dan disadari.Pada ciri ini siswa menyadari bahwa ada
perubahan dalam dirinya.seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan dan
ketrampilan.
b. Perubahan Positif dan Aktif
Dikatakan
Positif berarti perubahan tersebut baik dan bermanfaat bagi kehidupan serta
sesuai dengan harapan karena memperoleh sesuatu yang baru, yang lebih baik dari
sebelumnya.Sedangkan aktif artinya perubahan tersebut terjadi karena adanya
usaha dari siswa yang bersangkutan.
c. Perubahan Efektif dan Fungsional.
Perubahan
dikatakan Efektif apabila membawa dampak
dan manfaat tertentu bagi siswa.Sedangkan perubahan yang fungsional
adalah perubahan dalam diri siswa tersebut relatif menetap dan apabila
dibutuhkan perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan lagi.
Berdasar
dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan siswa untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, secara sengajadisadari, dan perubahan tersebut relatif
menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
B. Motivasi Belajar
Motivasi merupakan hasrat atau kehendak yang ada pada
diri manusia yang dibawa secara naluriah dalam mencapai sesuatu yang
diinginkan.
James O.
Whittaker memberikan sebuah definisi tentang motivasi sebagai kondisi kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi
dorongan kepada makhluk, untuk bertingkah laku dalam
mencapai tujuan.tertentu..
Frederick J. Mc Donald mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi
(tenaga) di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan afektif
(perasaan) dan reaksi mencapai tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang
itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik.Dalam A.M. Sardiman (2005:75) motivasi belajar dapat juga
diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,
sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka,
maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka
itu.Menurut Siti Sumarni (2005), Thomas L. Good dan Jere B. Braphy (1986)
mendefinisikan motivasi sebagai
suatu energi penggerak dan pengarah, yang dapat memperkuat dan mendorong
seseorang untuk bertingkah laku. Ini berarti perbuatan seseorang tergantung
motivasi yang mendasarinya.
Motivasi adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas. Masih
dalam artikel Siti Sumarni (2005), motivasi secara harafiah yaitu sebagai
dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar, untuk
melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sedangkan secara psikologi,
berarti usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak
melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya, atau
mendapat kepuasan dengan perbuatannya. (KBBI, 2001:756).Motivasi dapat
diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat
persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang
bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik)
maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).Seberapa kuat motivasi
yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang
ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan
lainnya.. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik
tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan
dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang. Dalam konteks
studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan bahwa untuk memahami
motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya: (1)
durasi kegiatan; (2) frekuensi kegiatan; (3) persistensi pada kegiatan; (4)
ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan;
(5) devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan; (6) tingkat aspirasi yang
hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan; (7) tingkat kualifikasi prestasi
atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan; (8) arah sikap
terhadap sasaran kegiatan. Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa pengertian motivasi adalah
keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan
menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang
menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai.Motivasi secara garis besar dibagi 2 yaitu :
1. Motivasi
Intrinsik
Adalah dorongan untuk melakukan
sesuatu yang berasal dari diri individu itu sendiri. Dikatakan motivasi
intrinsik apabila seorang siswa termotivasi untuk belajar semata-mata untuk
menguasai ilmu pengetahuan bukan karena motif lain seperti pujian, nilai yang
tinggi, atau hadiah. Motivasi itu muncul karena ia merasa membutuhkan sesuatu
dari apa yang ia pelajari. Kesadaran pentingnya terhadap apa yang dipelajari
adalah sangat penting untuk memunculkan motivasi intrinsik. Bila seseorang
telah memiliki motivasi intrinsik maka selalu ingin maju dalam belajar sserta
haus ilmu pengetahuan.
- Motivasi Ekstrinsik
Adalah dorongan
untuk melakukan sesuatu karena adanya perangsang dari luar diri individu.
Peserta didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar
hal yang dipelajarinya, seperti nilai yang tinggi, kelulusan, ijazah,
gelar, kehormatan dan lain-lain. Motivasi ekstrinsik meskipun kurang baik akan
tetapi sangat diperlukan dalam proses pendidikan agar anak didik mau belajar.
Motivasi ekstrinsik tidak selalu buruk. Ia sering digunakan karena ada
manfaatnya bagi anak.
Prinsip-prinsipMotivasi
Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar,
yaitu :
1. Motivasi
sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar.
2. Motivasi
intrinsik lebih utama dari pada motivasi ekstrinsik dalam belajar.
3. Motivasi berupa
pujian lebih baik daripada hukuman.
4. Motivasi
berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar.
5. Motivasi dapat
memupuk optimisme dalam belajar.
6.
Motivasi melahirkan prestasi dalam
belajarahan pelajaran kurang menarik perhatian anak didik.
C. Melukis Dasar.
1. Pengertian Melukis
Banyak orang
memberikan pengertian yang sama antara menggambar dengan melukis. Keduanya
sama-sama menghasilkan karya seni dengan memindahkan obyek nyata pada bidang
dua dimensi. Namun sebenarnya, menggambar tidaklah sama dengan
melukis. Menggambar dapat diartikan sebagai tahap awal dari
melukis. Dalam Menggambar dapat diartikan sebagai kegiatan berkarya seni
dua dimensi yang dilakukan dengan cara meniru model secara langsung, dan
hasilnya harus mirip dengan modelnya. Dalam menggambar tidak disertakan
ekspresi pribadi si penggambar. Jika kita cermati lebih jauh, masih ada
beberapa hal yang membedakan antara menggambar dengan melukis.Kalau begitu
bagaimana sebenarnya melukis atau seni lukis itu ? Apa bedanya dengan
menggambar ?Seni Lukis diartikan sebagai suatu daya cipta dari
imajinasi manusia yang diekspresikan/ diungkapkan melalui media garis, warna,
teksture, gelap terang, bidang dan bentuk pada bidang dua dimensi.
Melukis juga dapat diartikan sebagai kegiatan berkarya seni dua dimensi, yang
didalamnaya didominasi oleh pelibatan ekspresi seniman, serta dibantu dengan
media cat, kwas dan sebagainya.
Jadi jelas, bahwa melukis
termasuk dalam fine art bukan aplied art tidak seperti menggambar karena lebih
mementingkan fungsi primer atau merupakan ekspresi bebas dan murni dari
ungkatan senimannya. Tiga macam fungsi berkarya seni adalah :
1.
Fungsi Primer
= berkarya seni untuk cetusan
perasan dan ekspresi pribadi seniman. Seni untuk seni.
2.
Fungsi Sekunder = berkarya seni
disamping untuk kepuasan pribadi juga melayani kepentingan pihak luar/ orang
lain. Seni sebagai sarana komunikasi.
3.
Fungsi
Fisik =
berkarya seni yang lebih mengutamakan nilai pakai atau kegunaannya.
Ekspresi
adalah ungkapan perasaan. Mengekspresikan berarti memberi bentuk atas apa
yang dirasakan sehingga orang lain dapat mengetahuinya. Pengungkapan
ekspresi dan perasaan seniman menjadi hal yang penting dalam seni lukis.
Dalam hal ini ekspresi dapat dibedakan menjadi dua yaitu ekspresi non
kreatif jika berekspresi tanpa menghasilkan karya seni (sedih,
cemberut, tersenyum, menangis) dan ekspresi kreatif yaitu jika
dalam mengekspresikan perasaan menghasilkan suatu karya seni (lukisan, lagu,
tarian atau puisi).Akan tetapi dengan kebebasan berekspresi dan murni tersebut
bukan berarti melukis menjadi lebih mudah dan berkarya seadanya, karena tetap
mengacu pada kaidah-kaidah dan prinsip seni rupa yang berlaku.
Karya seni lukis yang baik tetap berpedoman pada komposisi, keseimbangan dan
harmonis pada penggunaan unsur-unsur seni rupa.
2.
Komponen Seni Lukis.
Tiga komponen
seni rupa yang harus diperhatikan dalam melukis adalah subyek, bentuk dan
isi. Perpaduan yang tepat dari ketiganya akan menghasilkan karya seni
lukis yang baik.
a. Subyek
Sesuatu yang menjadi bentuk
lukisan atau obyek yang terlihat dari karyanya. Dibedakan menjadi :
1. Lukisan
bentuk figuratif, jika subyeknya masih terikat dengan alam, yaitu mengambil
bentuk-bentuk yang ada di alam.
2. Lukisan
bentuk non figuratif (abstrak), jika subyeknya sudak tidak terikat dengan
bentuk yang ada di alam.
b. Bentuk
Cara pelukis
dalam mengekspresikan subyek yang dilukisnya menjadi karya dua dimensi.
Bentuk yang sering digunakan adalah bentuk figuratif yang
disusun dari bentuk-bentuk yang ada di alam dan bentuk berwujud
seperti : stilasi (penggayaan), deformasi (menyusun bentuk), transformasi
(merubah bentuk) dan distorsi (melebih-lebihkan bentuk).
c. Isi
Yang dimaksud
dengan isi adalah kesan atau bobot ungkapan ekspresi yang ingin disampaikan
melalui karya seni lukis. Pengungkapan ini dapat dilihat dari banyaknya
aliran dalam seni lukis seperti : romantisme, realisme, naturalisme, kubisme,
impresionisme dan sebagainya.
3. Media Seni Lukis.
a. Bahan
Kegiatan berkarya
seni rupa tidak pernah terlepas dari peralatan dan bahan (medium) yang
digunakan. Alat dan bahan ini disebut dengan media seni rupa.
Setiap bahan mempunyai sifat dan karakter berbeda. Perbedaan sifat ini
akan menentukan cara an teknik berkarya yang diterapkan.Teknik pembuatan patung
dengan bahan tanah liat tentu berbeda tekniknya dengan pembuatan patung bahan
logam. Melukis dengan cat air caranya tidak sama dengan melukis
menggunakan cat minyak.
Hal ini disebabkan karena setiap
medium mempunyai dua sifat dasar, yaitu :
b. Sifat
Fisik yaitu karakter bahan yang terlihat oleh mata. Keras,
lunak, mudah pecah, elastis, kasar atau halus dan sifat-sifat yang lain.
c. Sifat
Estetis yaitu sifat keindahaan dari masing-masing bahan yang
berbeda satu dengan lainnya. Lukisan dengan media cat air memiliki
keindahaan tersendiri yang tidak mungkin didapat jika menggunakan media cat
minyak. Begitu juga sebaliknya.
Setiap bahan
punya karakter dan keindahaannya sendiri dan tidak berarti bahan yang satu
lebih baik dari yang lain. Tidak berarti cat minyak akan membuat lukisan
menjadi lebih mahal dari lukisan cat air. Pemilihan medium tidak menjamin
suatu karya menjadi lebih artistik, lebih baik atau lebih mahal. Kualitas
karya selain ditentukan oleh jenis medium yang digunakan juga ditentukan oleh
kreatifitas dan bakat penciptanya.
b. Alat
Alat yang
digunakan sama dengan peralatan menggambar pada umumnya, cat air, pensil, cat
poster, cat akrilik, kuas, pensil warna, pastel, crayon dan lain-lain
Pemilihan alat yang tepat harus menyesuaikan dengan bahan (medium) yang
digunakan.
D.
Pengertian
Modifikasi
Modifikasi
dapat diartikan suatu proses pengubahan sebagian bentuk atau model suatu benda,
dengan segala teknik dan keinginan, akan tetapi bentuk lama atau bentuk aslinya
masih kelihatan. Jadi dalam proses modifikasi, ciri kas dari bentuk lama masih
jelas ada. Misalnya seseorang mencoba memodifikasi model sebuah vas bunga.benda
yang aslinya utuh, kemudian dimodifikasi dalam seni menjadi vas bunga yang
retak dan bermotif. Dalam pengertian lain Modifikasi dapat diartikan sebagai
cara merubah bentuk sebuah barang dari yang kurang menarik menjadi lebih
menarik tanpa menghilangkan fungsi aslinya,serta menampilkan bentuk yang lebih
bagus dari aslinya
Dalam
kegiatan modifikasi, seseorang selalu bereksperimen serta membayangkan suatu
bentuk yang original, maksudnya orang tersebut berusaha mencari bentuk yang
belum pernah ada. Meskipun cara untuk mengadakannya berlandas pada bentuk yang
ada. Tetapi dalam penciptaan ini, unsur ekspresi sangat dominan.Jadi dalam
kegiatan melukis dasar dengan penerapan metode Modifikasi, dalam hal ini sah
sah saja, karena kita kembali dalam batasan modifikasi dalam kegiatan berkarya
seni rupa tersebut.
E.
Hipotesis
Tindakan.
Dari uraian
tersebut diatas, maka Hipotesis dalam Penelitian ini adalah :
1. Penerapan Metode
Modifikasi Model.dan pemberian Motivasi
yang Intens, dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam melukis dasar,
pada siswa kelas IX/A di SMP Negeri 1 Moyo Hulu Tahun pelajaran 2011/2012.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah adanya Peningkatan Hasil Belajar
Melukis Dasar, dengan Penerapan metode Modifikasi Model dan pemberian Motivasi
yang Intens, Pada Siswa Kelas IX/A, Di SMP Negeri 1 Moyo Hulu, Sumbawa. Tahun
Pelajaran 2011 / 2012.
Berdasar hasil Observasi yang penulis lakukan, bahwa prestasi belajar
siswa kelas IX/A, dalam pembelajaran Seni Budaya, kususnya seni Rupa, masih
sangat kurang. Motivasi dan aktivitas belajar siswa belum sesuai dengan harapan
dari guru, Siswa kurang respon terhadap pembelajaran Seni Budaya.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara
bertahap, sampai mendapatkan hasil yang diinginkan oleh penulis.Jumlah dan nama
siswa yang menjadi Subyek penelitian adalah Sebagai berikut.
Tabel 1
Nama ,
Jenis Kelamin dan Jumlah siswa kelas IX /A
SMP
Negeri 1 Moyo Hulu,
Tahun
Pelajaran 2011 / 2012
NO
|
NAMA SISWA
|
JENIS KELAMIN
|
KETERANGAN
|
1
|
AGUS FIRMANSYAH
|
L
|
|
2
|
AKHMAD MASTAR
|
L
|
|
3
|
ALAMSYAH
|
L
|
|
4
|
ANDIKA OKTA P
|
L
|
|
5
|
CANDRA ADE SAPUTRA
|
L
|
|
6
|
DAHLIA
|
P
|
|
7
|
DENY FIRDAUS
|
L
|
|
8
|
EKA PUTRI NOVIANTI
|
P
|
|
9
|
ENI AGUS FITRI
|
P
|
|
10
|
GUN SATRIA
|
L
|
|
11
|
HARDIANTO
|
L
|
|
12
|
IMAN KURNIAWAN
|
L
|
|
13
|
INDRA GUNAWAN
|
L
|
|
14
|
JULIA ZUHRIANI
|
P
|
|
15
|
L.BERNIK ANANDA P
|
L
|
|
16
|
MITA RUSDIANA
|
P
|
|
17
|
NILAM ANDAYANI L
|
P
|
|
18
|
NOVA RISKIA PRATIWI
|
P
|
|
19
|
OVAN SETIA PRATAMA
|
L
|
|
20
|
PANDI ADE MULYADI
|
L
|
|
21
|
RAGIL UTOMO
|
L
|
|
22
|
RAHMAD HIDAYAT
|
L
|
|
23
|
RAMA ADI SUFIAN
|
L
|
|
24
|
SAHRIL BUDIMAN
|
L
|
|
25
|
TAMTAMA ADI
|
L
|
|
26
|
EVA YULISTIRA
|
P
|
|
27
|
WIWIN SEPTI DESMA
|
P
|
|
28
|
WILDAN YOGA P
|
L
|
|
Sumber Data : Dokumen Kesiswaan
SMP Negeri 1 Moyo Hulu
Tahun Pelajaran : 2011 / 2012
B.
Setting Penelitian
1.
PTK dilakukan di SMP Negeri 1 Moyo Hulu, Tahun
Pelajaran 2011 / 2012 pada Kelas IX/A.
Dengan Jumlah siswa : 28 anak, yang terdiri dari :
Siswa Putra = 19 anak.
Siswa Putri = 9
anak
2.
SMP Negeri 1 Moyo
Hulu, merupakan sekolah tertua di Kecamatan Moyo Hulu. Jumlah Siswa keseluruhan
pada tahun pelajaran 2011 / 2012 adalah 263 siswa.Yang erbagi menjadi 10
rombongan Belajar, Dengan Rincian :
Kelas VII Terdiri dari 3 kelas paralel, dengan jumlah
siswa sebagai berikut:
Tabel :
2
Jumlah
Siswa dalam satu rombongan Belajar
Pada SMP
Negeri 1 Moyo Hulu
Tahun
Pelajaran 2011 / 2012
NO
|
KELAS
|
JUMLAH SISWA
|
KET
|
1
|
VII / A
|
30
|
|
2
|
VII / B
|
30
|
|
3
|
VII / C
|
29
|
|
4
|
VIII / A
|
22
|
|
5
|
VIII / B
|
28
|
|
6
|
VIII / C
|
21
|
|
7
|
VIII / D
|
21
|
|
8
|
IX / A
|
28
|
|
9
|
IX / B
|
27
|
|
10
|
IX / C
|
27
|
|
11
|
JUMLAH
|
263
|
|
Sumber Data : Dokumen Kesiswaan SMP Negeri 1 Moyo Hulu
Tahun Pelajaran : 2011 / 2012
C.
Rancangan Penelitian
1. Tindakan penelitian kelas dilaksanakan dalam 3 siklus.
2. Kegiatan dilaksanakan dalam semester ganjil tahun
pelajaran 2011 / 2012.
3. Lama penelitian dilakukan selama 6 pekan efektif, yang
dimulai dari bulan Desember sampai dengan bulan Januari 2012.
4. Dalam pelaksanaan tindakan, rancangan dilakukan dalam 3
siklus, yang meliputi:
a. Perencanaan.
b. Tindakan.
c. Pengamatan.
d. Refleksi.
a.
Perencanaan
Tahapan ini berupa rancangan tindakan yang menjelaskan
tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan
tersebut dilakukan.
b.
Tindakan
Dalam kegiatan tindakan ini, peneliti melakukan kegiatan
sesuai dengan sekenario yang telah dirancang. Dan dilakukan secara wajar dengan
tidak ada unsur sengaja sebagai ajang penelitian yang harapannya hasil akirnya
pasti bagus.
c.
Pengamatan.
Tahap pengamatan dilakukan include dalam tindakan dan
pelaksanaan pembelajaran. Pada tahap ini, peneliti malakukan pengamatan dan
merekam semua hal yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.Pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan format observasi, yang dilakukan secara terus
menerus sampai nampak kemajuan hasil belajar siswa.
d.
Refleksi
Tahapan ini adalah bagian dimana hasil penelitian diungkapkan.
Dan dilakukan berdasar pada data yang telah terkumpul selama proses tindakan
berlangsung. Kemudian dilakukan evaluasi guna sebagai acuan dan penyempurnaan
tindakan berikutnya.
Refleksi dalam PTK, mencakup Analisis, Sintesis dan
penilaian terhadap hasil pengamatan selama tindakan berlangsung.Jika masih
terdapat masalah dalam kegiatan refleksi, maka dilakukan proses pengkajian
ulang melalui siklus berikutnya, yang meliputi, perencanaan ulang, tindakan
ulang dan pengamatan ulang, sehingga permasalahan dapat teratasi.
D.
Variabel Penelitian.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, Variabel yang akan
diteliti adalah Peningkatan Hasil Belajar Melukis Dasar dengan penerapan metode
Modifikasi
Model, dan pemberian Motivasi yang Intens, yang dilkukan di kelas IX / A Pada
SMP Negeri 1 Moyo Hulu, tahun pelajaran 2011 / 2012.
Variabel itu dituliskan kembali sebagai berikut :
a.
Variabel Harapan : Peningkatan Hasil Belajar Melukis Dasar .siswa kelas IX/A
SMP N 1 Moyo Hulu.
b.
Variabel Tindakan : Penerapan pembelajaran dengan penerapan
metode Modifikasi Model dan pemberian Motivasi yang Intens, dalam pembelajaran
Seni Budaya, dengan materi Melukis Dasar.
Adapun indikator yang diteliti dalam Variabel harapan
adalah sebagai berikut :
1.
Peningkatan Hasil belajar
siswa dalam mengikuti pembelajaran Melukis Dasar, di SMP Negeri 1 Moyo Hulu
Tahun Peljaran 2011 / 2012..
2.
Peningkatan
Motivasi belajar siswa.
Sedang pada Variabel Tindakan, indikatornya adalah
sebagai berikut :
1.
Tingkat Kualitas
perencanaan.
2.
Kualitas perangkat
Observasi.
3.
Kualitas
operasional tindakan.
4.
Kesesuaian
perencanaan dengan tindakan kelas.
5.
Kesesuaian metode
yang digunakan dalam memotivasi siswa.
6.
Tingkat Efektifitas
pelaksanaan pembelajaran.
7.
Kemampuan siswa dan
guru dalam menerapkan metode Modifikasi Model.
E.
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
1.
Sumber Data.
Sumber Data dalam penelitian ini ada dua yaitu siswa dan
guru :
a.
Siswa : Diperoleh data tentang peningkatan Hasil
Belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran Melukis Dasar, dengan penerapan
metode Motivasi dan Modifikasi Model pada kelas IX / A SMP Negeri 1 Moyo Hulu,
tahun pelajaran 2011 / 2012.
b.
Adanya Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
Melukis Dasar.
c.
Guru : Diperoleh data tentang kemampuan
guru dalam menerapkan. metode yang sesuai dalam pembelajaran Melukis Dasar.
2.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam kegiatan pengumpulan data, teknik yang digunakan
adalah dengan menggunakan instrumen Observasi dan Angket.
F.
Indikator Keberhasilan
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3
siklus, dianggap berhasil jika, 85℅ siswa dari kelas yang menjadi subyek
penelitian telah mencapai ketuntasan belajar dengan nilai ideal 75. Jika
peningkatan atau pencapaian hasil tersebut dapat tercapai pada siklus 1 dan 2,
maka siklus berikutnya tidak dilaksanakan.
G.
Teknik Analisa Data.
Dalam analisa data, teknik yang digunakan adalah :
1.
Kuantitatif.
Analisis ini akan digunakan untuk menghitung besarnya
peningkatan hasil
belajar siswaa dari
penrapan Metode Modifikasi Model.dan pemberian Motivasi secara Intens, dalam
pembelajaran Melukis Dasar, pada siswa kelas IX / A , di SMP Negeri 1 Moyo Hulu
pada tahun pelajaran 2011 / 2012.
2.
Kualitatif.
Analisis ini akan digunakan dalam melihat atau memberi
gambaran tentang kemajuan Motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran
Melukis Dasar dengan penerapan Metode Modifikasi Model dan pemberian Motivasi
Intens, pada siswa elas IX/A di SMP Negeri 1 Moyo
Hulu Tahun Pelajaran 2011 / 2012.
H.
Jadwal Pelaksanaan Penelitian.
Rencana kegiatan penelitian, akan dilaksanakan dari bulan
Desember s/d bulan Januari 2012.. Adapun rencana tersebut tertuang dalam
program seperti brikut :
Tabel :
3
Jadwal
Pelaksanaan Penelitian
Bulan : Desember s/d Januari 2012.
NO
|
Rencana
Kegiatan
|
Waktu (
Minggu Ke)
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
1
|
Persiapan
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
Menyusun Konsep Pelaksanaan
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
Menyepakati jadwal dan tugas
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
Menyusun Instrumen
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Pelaksanaan
|
|
X
|
|
|
|
|
|
|
Menyiapkan kelas dan alat
|
|
X
|
|
|
|
|
|
|
Melakukan tindakan siklus 1
|
|
X
|
X
|
|
|
|
|
|
Melakukan tindakan siklus 2
|
|
|
|
X
|
|
|
|
|
Melakukan tindakan siklus 3
|
|
|
|
|
X
|
|
|
|
3
|
Menyusun Laporan
|
|
|
|
|
X
|
X
|
|
|
Perbaikan laporan
|
|
|
|
|
|
X
|
X
|
|
Pengandaan
|
|
|
|
|
|
|
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|